Thursday, May 15, 2014

Kudrat



tenung tenung balik awan,
kelibat mendung kelihatan ,
sayup angin menerjah cuping,
seakan bumi bakal disimbah  .

kayuh kayuh terus kayuh ,
coba gegas cari teduh,
putih pucat riak wajahnya,
seakan ajal sudah hampir,
namun bumi bentang luas,
tiada teduh untuk ditumpang.

saat hujan mulai tandang,
selipar capal pula putus,
becanya basah disirami,
teduhlah pkcik berbekal topi.

Apalah nasib pengayuh beca,
kerah kudrat sehabis habis,
demi untuk secupak beras,
asalkan anak cukup makan.

hujan henti panas pun tiba,
pintu rezeki disambung kembali,
pusing pekan hulu sana,
patah balik ke hilir pula,
belum tentu cukup untungnya.

tak apalah pakcik,
kerah kudrat ,kudratnya baloi,
hasil berkat pasti selamat ,
tidak seperti si keparat,
kerah kudrat secebis peluh,
habis merungut separuh pekan.